Sejarah Kelurahan Tinoor
Sejarah Kelurahan Tinoor: Jejak Perjalanan Panjang yang Membanggakan
Kelurahan Tinoor, sebuah wilayah yang kaya akan sejarah dan tradisi, memiliki asal-usul yang erat kaitannya dengan kata Tumo’or, sebuah istilah dalam bahasa Tontemboan yang berarti "berdiri". Nama ini mencerminkan semangat masyarakat Tinoor yang teguh berdiri menghadapi berbagai tantangan zaman.
Berdasarkan kajian sejarah yang mendalam, termasuk seminar sejarah Kelurahan Tinoor pada tahun 2021, ditetapkan bahwa *Roong Tinoor* berdiri pada tanggal 31 Agustus 1775, menandai awal mula terbentuknya desa ini. Pada abad ke-18, masyarakat Tontemboan dari Tolok mulai menetap di wilayah ini, yang kemudian menjadi cikal bakal Desa Tinoor.
Dalam perjalanan sejarahnya, seorang tokoh penting bernama Raja Lota atau Mayor Sahiri Parengkuan memainkan peran besar. Ia dikenal sebagai pemimpin yang mampu menyatukan masyarakat, termasuk orang-orang sakti dari Tinoor, untuk melawan suku Bantik. Kisah perjuangannya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas Tinoor.
Kepemimpinan di Desa Tinoor juga memiliki sejarah yang panjang dan penuh dedikasi, dengan 30 Hukum Tua dan 10 Lurah yang telah memimpin sejak awal berdirinya hingga kini. Mereka adalah penjaga adat, tradisi, dan nilai-nilai luhur, sekaligus penggerak kemajuan masyarakat Tinoor di tengah perubahan zaman.
Perjalanan Tinoor semakin berkembang dengan adanya pemekaran desa pada 22 Februari 1985, yang membagi Desa Tinoor menjadi dua wilayah administratif, yakni Kelurahan Tinoor Satu dan Kelurahan Tinoor Dua. Tugu Pemekaran dibangun sebagai simbol penting dari peristiwa ini, menandai babak baru dalam sejarah Tinoor.
Sebagai bagian dari suku Tontemboan, masyarakat Tinoor tetap menjaga kebudayaan dan tradisi mereka, menjadikan kelurahan ini sebagai simbol kekayaan budaya dan kebanggaan daerah. Sejarah panjang Tinoor adalah cerminan dari perjuangan, dedikasi, dan semangat masyarakatnya untuk terus berdiri teguh menghadapi berbagai tantangan zaman.